Lumimuut Mitos Orang Minahasa : Dunia Dalam Mitos Minahasa

Legenda kisah Nenek Moyang Minahasa, terbit dari sebuah tragedi perjalanan hidup seseorang bernama Lumimuut. Ia menjadi akar tumpuan yang dari rahimnya lahir cikal bakal masyarakat yang akan berdiri menjadi sekelompok suku bangsa. Ia disanjung dan dieluk di sepanjang lanjut perkembangannya. Bagi mata rantai  keturunannya itu, kelahiran Lumimuut berasal dari suatu sejarah yang terkoyak.

Namun dialah awal lembaran yang membuka sejarah baru hingga lahirnya suku Minahasa. Pula dari akar persoalannya akan terbit nenek moyang awal mula peradaban Bangsa-bangsa di lain tempat pelosok-pelosok  bumi.

Lumimuut adalah tercipta dari derajat seorang putri raja muda masa lampau satu kawasan di daratan Tiongkok. Ia memiliki keanggunan sejati pribadinya, sehingga  mungkin dengan itu  pula yang telah membuat  para dewa memilihnya dari suatu pentas  drama dunia untuk pantas menjadikan Leluhur dari munculnya suatu masyarakat manusia. Kaum  Minahasa.

Diantara orang tua Minahasa yang menceritakan kisah mitos ini termasuk seorang  Opa Lolati. Ia telah menyampaikan dengan cara yang sungguh-sungguh dan penuh hikmat  tentang keanggunan budaya kisah Lumimuut.

Bahwa Lumimuut berasal dari kawasan  Tiongkok dari ras dinasti  “Bo  An”.
Bahwa Opo Lolati jugalah yang sudah turut serta melengkapi penulisan sederhana mengenai hikayat hubungan Nenek Moyang Minahasa dengan Suku Bola’ang Mongondow, Sangihe dan Sumatera, Kalimantan serta Philipina yang karena tentu mendasar pada suatu persoalan, maupun adat budayanya ataupun  menggambarkannya  dengan  adanya pemakaian sejumlah bahasa istilah  yang sama. Demikian pula mengenai ada sedikit pembauran peradaban Maluku ataupun  masyarakat  pesisir jauh Sulawesi  di masyarakat  Minahasa.

Dari sejarahnya, Opa Lolati adalah cucu keturunan dari leluhur bernama Lolati Yakop Rambi yang beristri Ponyaom Maria Maringka. Leluhurnya ini yang pernah memimpin Walak (Distrik) atau sebagai walian suku Pasan, Tawao dan Singin yang dengan gencar pernah melawan Spanyol dan Belanda.
Opa Loluti adalah bagian dari keluarga besar pemimpin-pemimpin masa lampau Walak Ratahan dan sekitarnya. Dulu ia banyak menyerap turunan-turunan orang-orang tua selain telah langsung menyaksikan dan mengalami sendiri berbagai peristiwa sejarah. Ia adalah bagian dari keluarga besar Rambi, Maringka dan Supit. Termasuk Mayor A.H. Supit adalah mantan kepala Walak Touliang-Toulimambot (Tondano), juga keluarga mantan Hm. Besar Ratahan-Pasan D. Maringka, keluarga mantan Hm. Besar Ratahan Pasan-Ponosokan  E. Sahelangi, keluarga  mantan  Hm. Besar Pasan A. Ompi, mantan Hm. Besar Tounsawang M. Rambi dan keluarga mantan Hm. Tua Tatengesan Thomas Goniwala.

Tapi ternyata Opa Lolati masih lebih banyak mengetahui cerita dari suatu  orang  tua  yang  ketika  masa itu usianya akan mencapai umur 130 tahun, bernama Arnolus yang dipanggil Kasisi, baik oleh pengalaman sendiri di zamannya atau hikayat-hikayat Nenek Moyang yang disampaikan orang-orang tua kepada Kasisi. Sedang ketika mendengarkan  cerita-cerita  itu  usia  Opa Laloti masih relatif belia.

Dalam usianya kini, Opa Lolati masih dengan fisik bugar dan penuh dengan semangat  hidup. Dia pun disertai rasa hati-hati menceritakan kisah-kisah ini, dengan ingatan tajam dan mengungkap dengan cara berpikir normal dan sempurna,di ceritakannya selama beberapa kunjungan berturut–turut, yakni (pada beberapa kali  perjalanan itu) dari Ratahan ke Tondano.

Antara penulis dan Opa Lolati, dan sebelumnya tak ada hubungan apapun, namun pertemuan ini langsung terjalin akrab penuh persaudaraan. Nama Lengkapnya: Lolati Frits Rambi terlahir tanggal 7 September 1915 di Ratahan. Ia dengan yakin dan tanpa kesulitan, atau mungkin secara kebetulan dapat dengan  mudah  bersua  penulis walau mulanya tak saling kenal. Menurutnya, seolah ia telah dihentar oleh suatu kekuatan (gaib?). Sedangkan beliau ketika ini sudah berusia lanjut. Hanya seorang diri ia dari asalnya Tosuraya Kecamatan Ratahan untuk berkunjung ke Tondano berulang terjadi dan terjalin pertemuan yang penuh dengan arti ini, walaupun kami sama-sama tak dikenal sebagai sejarawan, namun kita saling menceritakan dan saling mendengar.

Kisah lain Lumimuut dan Toar berasal dari penuturan orang tua yang bernama Alex Sumendap (Kong Aso) lahir di Katon Tiongkok, 27 Nopember 1971. Kisah yang mengandung prasejarah yang diungkapnya dilengkapinya dengan hikayat ksemunculan bangsa Eskimo, Philipina, Jepang, Tibet serta kawasan Bangsa di Hindia Belakang bersama-sama tempat di daerah Propinsi Sulawesi utara dan kawasan Indonesia lainya.
Kisah lumimuut dan kecenderungan sama dengan penuturan Opa Lolati. Akan tetapi menurut Kong Aso Lumimuut berasal dari daratan Tiongwan –adalah nama Tiongkok kuno– dan tidak dipastikanya bersal dari keturunan dinasti Bo An ataupun dari ras keturunan dinasti Ming. Menurut perkiraan, Lumimuut dan Karema mendatangi daratan Minahasa dan mengembangkan ras keturunan, berkisar abad ke enam atau lima sebelum masehi.
Kisah itu dituturkan dengan daya ingat yang tajam, tragedi nahas yang terjadi terhadap Limimuut telah menjadi inti dari sebagian sebab penyebaran dikawasan-kawasan tadi. Terkait pula tentang wanita Mongol ssejati yang akan disebut Karema oleh segenap masyarakat suku Minahasa yang juga penyebab pokok penyebaran itu. Karema adalah nenek dari seorang putra bernama To’ar yang jadi Leluhur utama dari hasil pertumbuhan di Minahasa.

Dari penuturan Kong Aso, telah mengisahkan tentang hikayat hubungan erat kekerabatan atupun persaudaraan antara kaum Minahasa dengan Nenek Moyang suku-suku dunia.
Hikayat-hikayat ini, juga terambil dari berbagai masukan serta dari sejumlah penuturan dan tulisan, terutama yang mengandung ikhtisar tahun-tahun sejarah.

Adapun kisah dalam penulisan ini telah dirangkum secara sederhana dan dramatis, dibenah dalam kemasan ilustrasi sastra sejarah yang diawal hulu permasalahan langkah perjalanan hidup Lumimuut dari tempat asal muasal terjadinya tragedi itu. Inilah kisah-kisahnya yang disampaikan menurut tutur versi mitos Minahasa.
Putri Raja  hikayat  kemunculan bangsa Eskomo, Philipina, Jepang, Tibet serta kawasan Bangsa di Hindia Belakang bersama tempat-tempat di daerah Propinsi  Sulawesi  Utara  dan  di kawasan  Indonesia lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Rakyat Sangihe: Madunde Dan Pahawo

Pelurusan Sejarah Manado

Tari Mahamba Bantik