Postingan

Menampilkan postingan dengan label koleksi isbsu

Musik Kolintang

Gambar
Kolintang Raksasa Minahasa telah didaftarkan di Guinness World Records oleh Dr. Benny J. Mamoto. Dengan ini mempertegas bahwa musik Kolintang milik bangsa Minahasa. Kolintang adalah nama alat dan sekaligus jenis musik. Rangkaian bilah kayu yang diketuk membentuk irama. Dalam khazanah dunia musik, ini disebut jenis musik xylophone. Sejarah musik kolintang dapat ditelusuri jauh hingga zaman awal leluhur orang Minahasa. Beberapa na’asaren atau kisah rakyat (folklore) yang sudah sangat tua menyebut peran alat musik terbuat dari kayu ini. Dikisahkan betapa suara musik kayu konon sanggup menghalau setan penguasa hutan yang sedang menawan seorang anak kecil. Legenda lain menuturkan, dalam musyawarah agung di Watu Pinawetengan, setiap pencanangan butir demi butir keputusan yang disepakati, selalu diiringi serangkaian ketukan musik kayu itu. Budayawan senior Alfred Sundah merekonstruksi sejumlah data untuk menyimpulkan bahwa para pembuat garam di pesisir pantai Minahasa zaman dulu — yang sering

Tari Kabasaran (Cakalele)

Gambar
Kabasaran adalah tari perang. Mengangkat atau memuliakan perang ke dalam karya estetika, itu memberi gambaran tentang masyarakat itu sendiri. Itu ungkapan dari watak dan nilai-nilai budaya masyarakat. Ya, berperang memang diluhurkan sebagai krida sangat mulia bagi masyarakat yang gagah berani serta kokoh membela kebenaran dan keadilan. Dr. A.B.Meyer, seeorang peneliti sosio-budaya masyarakat Minahasa, dalam sebuah laporannya sampai menarik kesimpulan: Perang adalah bagian dalam format kebudayaan Minahasa lama! Seni Tari Kabasaran pun mengabadikan ritual yang di masa lampau memang dilaksanakan leluhur tou Minahasa setiap kali mereka hendak berperang. Tari Kabasaran sedemikian akrab dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minahasa lama. Tarian keprajuritan ini menyemarakkan hampir semua upacara dalam daur hidup manusia. Mulai dari kelahiran, mengusir roh-roh jahat, perkawinan, hingga pemakaman orang mati. Demikian pula untuk penjemputan dan pengawalan secara adat bagi petinggi pemerintaha

Tari Mahamba Bantik

Gambar
Tari Mahambak adalah salah satu seni tradisional Bantik — sebuah anak suku yang memiliki banyak kekhasan. Seni tari yang menjadi sarana pengungkapan perasaan komunal orang Bantik. Dengan terpencarnya mereka ke dalam sejumlah pusat pemukiman pemukiman — antaranya di Malalayang (arah tenggara dari Manado), Molas (di utara Manado), Ongkaw dan Boyong (di Minahasa Selatan) dan lain-lain — mereka amat saling merindu. Perjumpaan, persatuan dan kerukunan menjadi nilai-nilai yang sangat dirayakan serta dijunjung setingginya oleh orang Bantik dari generasi ke generasi. Nilai-nilai persatuan dan kerukunan itu tercermin sangat jelasnya dalam bait-bait syair yang dinyanyikan dalam Tari Mahambak. Syair-syair yang digubah para leluhur, yang karena di zaman dulu itu masih sangat terbatas sarana perhubungan dan apalagi telekomunikasi, sehingga mereka menghayati keterpencaran komunitas mereka sebagai masalah sangat besar, mencemaskan, membahayakan, dan amat menyedihkan. Arti harfiah mahambak ialah begem

Tari Maengket

Gambar
Maengket adalah paduan dari sekaligus seni tari, musik dan nyanyi, serta seni sastra yang terukir dalam lirik lagu yang dilantunkan. Sejumlah pengamat kesenian bahkan melihat maengket sebagai satu bentuk khas sendratari berpadu opera. Apapun, maengket memang merupakan sebuah adikarya kebudayaan puncak yang tercipta melalui proses panjang penyempurnaan demi penyempurnaan. Maengket sudah ada di tanah Minahasa sejak rakyat Minahasa mengenal pertanian terutama menanam padi di ladang. Kalau dulu nenek moyang Minahasa, maengket hanya dimainkan pada waktu panen padi dengan gerakan-gerakan yang hanya sederhana, maka sekarang tarian maengket telah berkembang teristimewa bentuk dan tarinya tanpa meninggalkan keasliannya terutama syair/sastra lagunya. Maengket terdiri dari 3 babak, yaitu : - Maowey Kamberu - Marambak - Lalayaan. Maowey Kamberu adalah suatu tarian yang dibawakan pada acara pengucapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, dimana hasil pertanian terutama tanaman padi yang berlipat gand