Postingan

Menampilkan postingan dengan label alat tradisional

Peristiwa Di Panggung Tiongwan : Dunia Dalam Mitos Minahasa

Gambar
Mungkin saja lamaran tersebut tak perlu di tolak, seandainya saja nanti dibalik perkawinan itu tidak dilatar belakangi dengan hal yang keji yang telah bertentangan dengan hatinya. Sebenarnya siapapun yang akan menjadi calon pendamping hidup putri, baginya salah satu haruslah tidak dengan cara sembunyi. Tapi tadinya tanpa diketahui, diam-diam hanya dirinya sendiri, putri telah berdiri di sudut lain ruangan pertemuan istana, menyadap secara rinci “pembicaraan“ rencana yang di dalamnya terkandung bakal bencana negara. Sunggupun ia tak setuju akan hal cilaka itu, tapi tidak perlu hal itu harus mengungkapkan dengan perbantahan, yang penting ia harus mendapatkan cara untuk mengagalkan kerja sama yang buruk itu; antara ayahanda dan raja muda yang dijodohkan denganya “bermaksud mengulingkan tahta kekaisaran yang sah“. Bukanlah keagungan tahta yang pernah melintasi pikiranya, tapi ia menuntut jalanya suatu kebenaran. Hatinya berontak, awalnya hal ini adalah suatu mimpi buruk, hampir saja ta

Musik Kolintang

Gambar
Kolintang Raksasa Minahasa telah didaftarkan di Guinness World Records oleh Dr. Benny J. Mamoto. Dengan ini mempertegas bahwa musik Kolintang milik bangsa Minahasa. Kolintang adalah nama alat dan sekaligus jenis musik. Rangkaian bilah kayu yang diketuk membentuk irama. Dalam khazanah dunia musik, ini disebut jenis musik xylophone. Sejarah musik kolintang dapat ditelusuri jauh hingga zaman awal leluhur orang Minahasa. Beberapa na’asaren atau kisah rakyat (folklore) yang sudah sangat tua menyebut peran alat musik terbuat dari kayu ini. Dikisahkan betapa suara musik kayu konon sanggup menghalau setan penguasa hutan yang sedang menawan seorang anak kecil. Legenda lain menuturkan, dalam musyawarah agung di Watu Pinawetengan, setiap pencanangan butir demi butir keputusan yang disepakati, selalu diiringi serangkaian ketukan musik kayu itu. Budayawan senior Alfred Sundah merekonstruksi sejumlah data untuk menyimpulkan bahwa para pembuat garam di pesisir pantai Minahasa zaman dulu — yang sering