Postingan

Tuhan masih memberi waktu

Gambar
karya Benny J. Mamoto Di tengah malam aku duduk seorang diri Di beranda rumahku di Tompaso sambil merenung. hawa dingin menusuk tulang-tulangku yang semakin menua. Hujan gerimis jatuh di atap seng menimbulkan bunyi gemericik riuh rendah. Suara kodok dan jangkrik bersaut-sautan, berpadu dalam keharmonisan malam. Pikiranku menerawang jauh. kesibukan kerja sehari-hari membuat aku tidak punya waktu... *Sambutan Ketua Umum Panitia Festival Seni Budaya /Ketua sekaligus pendiri Institut Seni Budaya Sulawesi Utara, yang direfleksikan melalui pembacaan puisi yang ditulisnya. Dibaca pada malam penghargaan Seni Budaya Sulut, mcc 15 des' 2008. selanjutnya ...

Malam Penganugerahan Seni Budaya Sulawesi Utara

Gambar
MCC, Senin Malam 15 Desember 2008. Halaman parkir Gedung Manado Convention Center terisi penuh oleh mobil-mobil para undangan pada malam hari itu. Gerimis hujan berjatuhan namun cahaya lampu yang bersinar terang dari dalam gedung menghangatkan ratusan hadirin yang kebanyakan berlatar belakang seniman dan budayawan se-Sulawesi Utara tersebut. seniman, budayawan, pemerhati seni, peneliti seni, pelaku seni .... dari semua jenis seni dan budaya. Terlihat misalnya Titus Loho (Maestro Maengket Tombulu), Merdeka Gedoan (Budayawan) Yessy Wenas (Pencipta Lagu) Tedy Kumaat (seniman teater), Ibu Sus Sualang Pangemanan (Ketua Dewan Seni Budaya Sulut), Eric MF. Dajoh (wartawan senior/dedengkot teater) dan lain-lain.... Selanjutnya...

REKOR MURI BERMAIN BRIDGE MASSAL

Sulawesi Utara dan olahraga Bridge sudah menyatu. Sejarah telah mencatat, dari berbagai lomba maupun kejuaraan Bridge baik di regional, nasional maupun international, para olahragawan olahragawati Bridge Sulawesi Utara sangat diperhitungkan dan selalu mendominasi rangking juara. Dan untuk makin mempertegas bahwa Bridge adalah olahraga rakyat Sulawesi Utara yang murah sekaligus membangkitkan kebanggaan generasi muda pada olahraga otak ini, Institut Seni Budaya Sulawesi Utara dalam waktu dekat ini berencana menggelar acara spektakuler PENCIPTAAN REKOR MURI BERMAIN BRIDGE MASSAL. Acara ini diharapkan menjadi catatan sejarah tersendiri bagi pengembangan olahraga Bridge di Sulawesi Utara. Sehubungan dengan acara tersebut, kami mengajak sekolah/Klub/masyarakat umum pencinta olahraga Bridge untuk bersama-sama dengan kami dalam mengukir sejarah baru dunia Bridge Sulawesi Utara dalam PENCIPTAAN REKOR MURI BERMAIN BRIDGE MASSAL. Keikutsertaan Bapak/Ibu/Sdr/i dalam acara tersebut akan menjadi m

Komentar terhadap Inskripsi Guratan Batu Pinabetengan

Gambar
Beberapa bulan yang lalu ( 24 Juli 08' ) artikel pak Jessy Wenas, tertanggal 18 Juli dengan judul ”Inskripsi guratan gambar batu Pinabetengan”, dibawa kepadaku langsung oleh Pak Jessy Wenas dan pak Joutje. Pada waktu itu pak Jessy memberikan komentar : ” Ini tulisan budayawan yang pasti be rbeda dengan seorang Ilmuwan. Angan-angan budayawan bisa mengembara ke sana-sini ”. Dan memang benar, membaca tulisan ini memaksa otak Saya untuk ikut menelusuri pengembaraan angan-angan pak Jessy, sampai akhirnya Saya pusing kepala, belum sampai tujuh keliling. Dan Saya bertanya-tanya mengapa sampai kepala Saya menjadi pusing?. Bisa jadi karena apa yang Saya harapkan dari judul artikel ini tidak dapat kutemukan kejelasannya sampai pada akhir makalah ini ( kalau bisa disebut ’makalah’ atau lebih tepat ’guratan’). Memang cara pendekatan... ....... Komentar dari Dr. Paul Richard Renwarin (Antropolog) Selanjutnya

PAGI GERIMIS DI KAYUUWI

PAGI GERIMIS DI KAYUUWI PAGI GERIMIS DI KAYUUWI SETELAH TAHUN-TAHUN .......... Sebuah puisi karangan Beni Matindas dan dibacakan oleh Benny Jozua Mamoto Selanjutnya...

Apa Kata Mereka?? (Terompet MURI)

Gambar
Apa Kata Mereka?? “O rekei pe besar sekali ini trompet. Kong siapa dang yang mo tiup ini,” decak kagum Oma Lentji Tumengkol, ketika melihat Trompet Raksasa Kontra Bas Musik Bambu Klarinet yang terpajang di depan Kantor Bupati Minahasa Selatan Kota Amurang. Bagi Oma 3 cucu asal Kakas ini, seumur hidup ia tak pernah melihat trompet sebesar ini. Ia bersyukur bisa melihat pemandangan ini. Kita akan mengajak kita pe cucu mo pasiar kemari. Nampaknya Trompet Raksasa hadiah Panitia Festival Seni Budaya Sulawesi Utara bagi pengembangan seni budaya dan HUT Minahasa Selatan makin ramai dikunjungi...... Selanjutnya...

Dalam kesunyian...Sang Maestro Kabasaran di panggil Tuhan

Gambar
Lodwyk Dirk Ngantung – Om Owik Dalam kesunyian...Sang Maestro Kabasaran di panggil Tuhan Di kala Bangsa Indonesia memperingati 80 Tahun Sumpah Pemuda, Komunitas Seni Budaya Sulawesi Utara kehilangan seorang Maestro Tari Kabasaran: Lodywik Dirk Ngantung, atau sering disapa Om Owik meninggal di Rumah Sakit Umum Bethesda Tomohon pada subuh Selasa 28 Oktober 2008. Almarhum yang dilahirkan pada 29 Juni 1929, dimakamkan pada Kamis 30 Oktober 2008 di Pemakaman Paslaten Tomohon. ”Papa kena stroke sejak 1 Agustus 2008. Dan sejak itu tak sadarkan diri sampai dipanggil Tuhan,” jelas Well Ngantung, salah seorang anaknya. Almarhum meninggalkan 8 orang anak dari pernikahan dengan Pinaria Lolong pada tahun 1955. Sebelum di makamkan, almarhum ditandu dari rumah duka oleh aparat Kelurahan dan di iringi oleh barisan Tari Kabasaran, disemayamkan di kantor kelurahan Paslaten sebagai penghormatan pengabdiannya sebagai Pala (Kepala Jaga) dan Mawateng (Rukun Tetangga) selama 40 Tahun di desa tersebut. Om